Saturday, September 29, 2007
untukNYA suaramu dikontrakkan...
ya...
kalau anda memang benar-benar mau mempersembahkan suara anda, persembahkan yang terbaik!
percuma kalau kita hanya seperti ini saja, main-main...
saya mau, saya ingin, lalu... bagaimana caranya?
sedang anggota kita, minggu-demi minggu cenderung berkurang...
oleh karena itu, saya menyebutnya komitmen!
kita lakukan pendataan, dan pencatatan...
supaya kita semua tahu, siapa-siapa saja yang menjadi anggota kita!
jika sekadar pencatatan, sekretaris sudah melakukannya...
tapi beluma ada komitmen, belum ada sesuatu yang mengikat!
tidak ada tanggung jawab...
mau masuk, ya masuk..
keluar, juga begitu saja...
bagaimana dengan saya dan teman-teman yang masih bertahan, perlukah kesetiaan kami diragukan?
kami punya kerinduaan yang besar untuk memuji namaNya!
tetap saja, tidak ada yang menjamin kalian akan tetap ada di sini,
bisa jadi, besok, kalian juga menyusul rekan kalian yang lain...
tapi mereka kan punya kesibukan yang lain, tidak sepenuhnya mereka salah?
percuma saja kalau cuma begitu...
tidak akan ada peningkatan kualitas di sini,
tidak ada yang bisa diandalkan...
lalu, kami harus bagaimana?
menurut saya, kita harus membuat semacam surat kontrak, resmi, kalau perlu bermeterai...
itu untuk yang mau bergabung...
termasuk untuk kalian di sini...
supaya ada jaminan bagi kelompok kita untuk terus hidup...
ada anggota tetap...
kalau perlu, untuk mengundurkan diri pun harus ada surat resmi...
juga perlu dipikirkan untuk pengunduran diri sementara, dengan jangka waktu tertentu...
jadi tidak perlu berharap lebih banyak pada rekan-rekan yang seenaknya
buat apa talenta mereka, kalau tidak ada komitmen...
untukNya, suara kami dikontrakkan?
kami ingin memuji, dengan ketulusan, bukan paksaan meterai...
bukan beban mental yang membuat kami mau tak mau harus mau...
kami ingin sepenuh hati...
saya rasa yang benar-benar ingin memuliakan namaNya akan menyetujui usul saya...
jadi bolehkah saya ragu atas loyalitas anda...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Konon ada beberapa cara mempertahankan komunitas. Dua di antaranya banyak dipikirkan orang. Yang pertama mencari penyebabnya di grass root, mencoba memperbaiki misi-visi-nya, atau ngublek-ublek sebab akibat marai mumet. Terus yang kedua adalah dengan cara mempertahankan melalui tangan besi. Dengan istilah: komitmen-lah, penyegaran, faktor pengikat (kontrak, misalnya), mencari musuh bersama, whatever lah.
Yang pertama cocok untuk mmahasiswa semester awal. Yang kedua, hanya cocok untuk piaraan. Sebangsa ayam, marmut, koi, hamster, ....
Faktor yang jarang diperhitungkan secara sadar adalah: Kalau sudah tak ada gunanya, ya tinggalin saja. Kalau ga ada motif, ya jangan cari-cari motif.
Post a Comment